Beberapa Gangguan Kesehatan yang Bisa Terjadi Jika Ibu Hamil Puasa

  • Doxapest
  • Jan 07, 2023

Meski diperbolehkan, ibu hamil dengan diabetes melitus, gangguan pencernaan, mengeluarkan flek atau perdarahan, dan mengalami dehidrasi tidak dianjurkan berpuasa. Jika dipaksakan, berpuasa justru membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.

Tanda Bahaya pada Ibu Hamil yang Berpuasa

Seperti pada ulasan sebelumnya, puasa untuk ibu hamil tidak diperbolehkan jika mengalami sejumlah gangguan kesehatan. Terlebih jika ibu mengalami beberapa tanda bahaya berikut ini:

  • Perubahan pergerakan janin dalam perut.
  • Berat badan tidak naik atau pun turun selama kehamilan.
  • Mengalami dehidrasi, sakit kepala, demam, dan muntah.
  • Merasakan rasa sakit seperti kontraksi.
  • Merasakan pusing, lemah, dan lelah berlebihan.

Jika mengalami sejumlah tanda bahaya seperti yang telah disebutkan, disarankan untuk segera membatalkan puasa dan memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat. Jika tidak, puasa untuk ibu hamil justru akan membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.

Bahaya Puasa untuk Ibu Hamil

Jika sudah ada tanda bahaya tetapi ibu tetap memaksakan berpuasa, berikut ini beberapa dampak yang mungkin saja terjadi:

1. Dehidrasi

Kebutuhan cairan saat berpuasa dan tidak berpuasa tentu berbeda. Sebab saat hamil, kebutuhan cairan adalah sekitar 3 liter atau setara dengan 8-12 gelas sehari. Jika asupan cairan kurang dari anjuran tersebut, maka ibu hamil berisiko untuk mengalami dehidrasi saat puasa.

Kondisi ini ditandai dengan munculnya rasa haus, warna urine lebih gelap, mulut kering, mudah mengantuk, kelelahan, sakit kepala, sembelit, sesak napas, hingga peningkatan detak jantung. Bumil dianjurkan untuk segera membatalkan puasa saat kondisi ini terjadi. Jika tidak, dehidrasi saat hamil bisa menyebabkan:

  • Air ketuban terlalu sedikit. Kondisi ini bisa memengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, keguguran, hingga kematian janin.
  • Persalinan prematur. Dehidrasi bisa memicu kontraksi palsu atau “Braxton Hicks”, yang ditandai dengan tegang di bagian perut dalam waktu 1-2 menit.
  • Komplikasi serius. Beberapa komplikasi serius, seperti penurunan produksi air susu ibu (ASI) dan kelainan bawaan janin saat lahir.

2. Stres Tubuh

Dampak puasa untuk ibu hamil selanjutnya adalah peningkatan kadar stres tubuh. Hal tersebut dikarenakan turunnya kadar gula dalam tubuh. Jika dibiarkan, hal tersebut bisa membahayakan kondisi ibu dan janin di dalam kandungan. Hal ini didukung oleh studi dari Universitas Zurich, Jerman. 

Studi tersebut menyebutkan bahwa stres dapat memengaruhi jumlah air ketuban dan memicu pelepasan Corticotropin-Releasing Hormone (CRH) yang menyebabkan peningkatan hormon kortisol melalui plasenta. Jika dibiarkan, kondisi tersebut menyebabkan kontraksi awal hingga kelahiran prematur.

3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Puasa untuk ibu hamil selanjutnya bisa berdampak pada berat badan lahir rendah pada janin. Rendahnya berat badan bayi ini diduga akibat pertambahan berat badan ibu yang lebih sedikit karena perubahan pola makan dan asupan nutrisi selama berpuasa. 

Berdasarkan jurnal Ramadan during pregnancy and birth weight of newborns, penelitian belum dapat menyimpulkan pengaruh puasa pada berat badan lahir karena kekuatan statistik yang rendah. Hingga kini, belum ada penjelasan lebih lanjut terkait dengan apakah BBLR berdampak pada kesehatan bayi setelah lahir.

4. Potensi Pertumbuhan Janin yang Buruk

Dampak puasa untuk ibu hamil yang terakhir adalah meningkatkan potensi pertumbuhan janin yang buruk. Pasalnya, ibu hamil tidak disarankan untuk membatasi makanan selama kehamilan guna menunjang kesehatan janin yang optimal.

Jika ibu hamil tidak mengkonsumsi kalori yang cukup, tubuh berusaha memecah lemak. Kondisi tersebut meningkatkan risiko ketonuria dan ketonemia, yang dapat memicu kematian janin dan ketoacidotic koma.  Jika ibu hamil tidak mengonsumsi cukup kalsium, hal tersebut berisiko memperlambat perkembangan struktur kerangka janin yang sehat.

Related Post :